Cerita Sedarah Terbaru 2018 Berondong Dan Tante
Cerita Sex Indonesia – Cerita Sedarah Terbaru 2018 Berondong Dan Tante Cerpensex | Hubunganku dengan tante Prilly memang sudah sangat jauh, hingga sekarang aku masih saja berhubungan dengan tante Prilly. Hyper Sex tante Prilly yang membuat kita sampai sekarang masih berhubungan, karena menurut tante Prilly, dia hanya bisa mendapatkan kepuasan Sex hanya denganku bukan darisuaminya yang sudah tua. Tante Prilly ini usianya sudah 42 tahun, namun meskipun umurnya sudah gak muda lagi, dia masih memiliki gairah yang sangat tinggi dalam berhubungan Sex. Tante Prilly juga sangat rajin merawat tubuhnya semata hanya untuk membuatku tambah bergairah dengan keseksian tubuhnya.
Cerpen Sex Berondong Dan Tante
Namaku Dimas, umurku saat ini 25 tahun, aku masih kuliah. Aku memiliki perawakan yang sangat menarik kaum wanita dan bahkan tante-tante. Aku memiliki tinggi badan 171cm dengan berat badan yang proposional sehingga badanku terlihat sixpack. Aku juga rajin olah raga untuk menjaga staminaku yang sesaat diminta untuk memuaskan tante Prilly. Dalam berhubungan badan tante Prilly selalu meminta berbagai gaya dan juga selalu tante Prilly meminta untuk akubisa membuatnya ngecrot sampai bebrapa kali. Dan sampai saat init ante Prilly tidak pernah menang melawan kejantananku.
Suatu hari tante Prilly menghubungiku dan mengajakku untuk bertemu disebuah mall. Aku pun langsung seperti biasa bergegas menuruti keinginan tante Prilly. Dan sampailah aku direst sebuah mall yang sudah ditentukan oleh tante Prilly. Namun disana aku melihat tante Prilly tidak sendirian, dia bersama seorang temannya yang aku tafsir umurnya seumuran dengannya. Namun dari pandanganku teman tante Prilly ini lebih menarik. Dia lebih cantik, tubuhnya lebih seksi dan wajahnya yang juga terlihat lebih bergairah. Lau dikenalkannya aku dengan teman tante Prilly tersebut. Namanya adalah tante Kristin. Seorang tente yang sudah menjada 3 tahun.
Setelah itu akhirnya aku, tante Prilly dan tante Kristin mengobrol dengan asiknya hingga akhirnya tante Prilly memintaku untuk menemaninya dan tante Kristin untuk jalan-jalan mencari pakaian. Aku pun seperti biasa hanya mengikuti tante Prilly dan tante Kristin dari belakang sambil aku memandangi tubuh tante Kristin yang sangat aduhai sekali. Bodynya tidak sesuai dengan usianya, karena bodynya masih mirip dengan gadis-gadis ABG jaman sekarang.
Waktu sudah agak sorean menjelang malam, dan tante Kristin pun memutuskan untuk pulang. “Oke, Mil. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Dimas” kata Tante Kristin sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya. Sepeninggal Tante Kristin kami menuju food court untuk membeli minum dan istirahat. “Dim, menurut kamu Tante Kristin gimana?” tanye Tante Prilly padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Prilly sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante Prilly agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Kristin jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Prilly.
“Dim, kamu tahukan kalo Tante Kristin itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah tadi waktu Tante Kristin lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya.
Kamu jangan marah ya, abis Tante Kristin itu suka maksa kalo keinginannya belum kesampaian” jawab Tante Prilly.
“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Dim.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Prilly dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Prilly was-was.
“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Prilly yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Kristin dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil menghembuskan nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik orang kepada saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Kristin, biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Prilly kemudian. Setelah itu Tante Prilly lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.
Malamnya Tante Kristin menghubungi aku lewat telepon. “Hallo Dimas, ini Tante Kristin masih ingatkan?” tanya Tante Kristin dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Prilly sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Kristin.
“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Kristin lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat. Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup.
Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku berdering.
“Hallo Dimas, ini Tante Kristin. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar 5757 oke? Tante tunggu ya” kata Tante beritahukan kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup pembicaraan. Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar Tante Kristin. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Kristin membukakan pintu.
“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante Kristin sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Kristin bercanda. Kemudian Tante Kristin duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Kristin dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Kristin merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Kristin.
“Mmm.. kamu romantis ya Dim, pantes Prilly suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Kristin sambil menghembuskan nafas. “Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.
Tante Kristin menatapku sendu sambil tersenyum. “Terima kasih sayang” kata Tante Kristin. Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya. Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Kristin dengan lembut juga, sepertinya Tante Kristin benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya.
Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami. Kugelitik lidah Tante Kristin dengan lidahku dan kusapu langit-langit mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta lehernya dengan tanganku yang lainnya. Cerita Sedarah Terbaru 2018 Berondong Dan Tante Cerpensex
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata Tante Kristin disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Kristin bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Tante Kristin. Setelah pelayan keluar dan Tante Kristin memberikan tip, tiba-tiba Tante Kristin menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari sarangnya dan langsung diterkam olehnya.
Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku. “Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Kristin padaku. Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Kristin dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Kristin dari penisku, kuangkat Tante Kristin dan kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir Tante Kristin dan mulai mencumbu Tante Kristin sementara Tante Kristin hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Tante Kristin satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua. Kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Kristin lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Kristin, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Kristin.
Kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Kristin lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Kristin kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante Kristin lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante Kristin.
Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Kristin, dan Tante Kristin mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Kristin sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya. Dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Kristin tangankupun mendekati vagina Tante Kristin dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Kristin tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Kristin yang ternyata sudah basah.
Ketika kukulum puting Tante Kristin yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Tante Kristin melengkung keatas.
“Akhh.. Dimas.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante.. akhh.. Dimas enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Kristin histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Kristin dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Tante Kristin bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Kristin bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Kristin mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Tante Kristin.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Kristin histeris memohon, lalu tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.Cerpen Sex
Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Kristin.
Tubuh Tante Kristin bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku.
“Ahh.. Dimasy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt.. Cerita Sedarah Terbaru 2018 Berondong Dan Tante Cerpensex
” jerit histeris Tante Kristin mengantar orgasmenya yang kedua itu. Dan ketika tubuh Tante Kristin sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Tante Kristin yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua.
Lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Kristin. “Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta Tante Kristin padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Kristin.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Kristin hingga posisi Tante Kristin kini dalam pangkuanku, dan dalam posisi Tante Kristin sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Kristin yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting rok Tante Kristin dan kulepas rok Tante Kristin dari atas dan kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel ditubuh Tante Kristin lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan.
Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek dinding vagina Tante Kristin. “Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.
Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Kristin histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante Kristin bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Kristin.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Kristin dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Kristin tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang.
Lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Kristin bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Tante Kristin juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Kristin.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak Tante Kristin dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Kristin yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Tante Kristin sehingga ada cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Kristin yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih memainkan kelentit Tante Kristin.
Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Kristin mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Kristin yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan. Cerita Sedarah Terbaru 2018 Berondong Dan Tante Cerpensex
Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Kristin, lalu kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Kristin. “Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante” kata Tante Kristin sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Ah Tante Kristin bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante Kristin membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Kristin, lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Kristin dan kamipun saling membersihkan tubuh. Cerita Sedarah Terbaru 2018 Berondong Dan Tante Cerpensex
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Kristin sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Kristin tidak pernah lepas dari selangkanganku.
Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante Kristin dan Tante Prilly.
Comments are closed.